BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Perubahan
ini dapat terjadi pada setiap aspek kehidupan, baik yang menyangkut norma, tata
nilai, status, fungsi, struktur sosial dan lain sebagainya.Perubahan ini dapat
terlihat apabila kita membandingkan perkembangan keadaan sesuatu masyarakat
dari jaman ke jaman. Cepat atau lambatnya perubahan sosial pada masyarakat
tergantung pada substansi dari masyarakatnya itu sendiri. Masyarakat kota lebih
cepat berubah di bandingkan dengan masyarakat desa. Pada masyarakat terasing
(terisolasi) perubahan social berjalan sangat lambat bahkan
berkecenderunganterjadi stagnasi. Masyarakat bini sering disebut dengan
masyarakat tertutup.
Contohnya masyarakat yang terdapat di pedalaman Kalimantan
atau Irian Jaya (papua). Namun walaupun demikian perubahan-perubahan social
budayatetap saja terjadi untuk jangka waktu yang panjang. Pada masyarakat kota,
perubahan social budaya lebih terbuka lagi. Perubahan pada fungsi, sistem, dan
struktur sosial berjalan dengan cepat seiring dengan perkembangan waktu.
Masyarakat yang mudah sekali mengalami perubahan social sering di sebut
masyarakat dinamis.
1.2
Tujuan Penulisan
Makalah ini di susun dengan tujuan
Ø Untuk memahami
dan mengetahui tentang Pengertian
Dinamika, Dinamika Kelompok, dan Dinamika Sosial Budaya.
Ø Untuk memahami
dan mengetahui tentang Teori
– Teori Tentang Dinamika Sosial Budaya, Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Dinamika
Sosial Budaya, Dampak Positif Dan Negatif Dinamika Sosial Budaya,
serta Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan.
1.3
Batasan
Masalah
Makalah ini di buat dengan batasan pada
konsep Dinamika dan Hubunganya dengan
Sosial Budaya, yaitu mengenai pengertian dan penjelasan Dinamika dan Hubungannya dengan
Sosial Budaya.
BAB II
DINAMIKA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN SOSIAL dan BUDAYA
2.1
Pengertian Dinamika
Dinamika
adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota
kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena
selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam
kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya
setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
2.2 Pengertian Dinamika Kelompok
Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal
katanya, yaitu dinamika dan kelompok.Dinamika adalah sesuatu yang mengandung
arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri
secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986),
memberikan batasan bahwa :
“Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”.Sedangkan kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.
“Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”.Sedangkan kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama.
Menurut Winardi bahwa : “Kelompok adalah suatu unit yang
terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan
kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”Dengan demikian
dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang
lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf
(1983) menyebutkan bahwa : “Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari
dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi
individu lain.
2.3
Pengertian Dinamika Sosial Budaya
Berikut adalah pengertian dinamika sosial budaya menurut
beberapa ahli:
a)
Selo Soemardjan Menurut
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lemabga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya termasuk di dalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
b)
Menurut Koenig
Perubahan sosial merujuk pada modifikasi yang terjadi dalam
pola-pola kehidupan manusia.
c)
Menurut Gillin dan Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang
telah diterima, baik karena perubahan – peruabahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya
difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
d)
Menurut Hans Garth dan C. Wright
Mills
Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur
social.
Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa Perubahan Sosial Budaya adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat pada kurun waktu tertentu
yang berupa perubahan cara hidup maupun pola-pola kehidupan masyarakar tersebut
yang disebabkan baik karena perubahan – perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
2.4 Teori – Teori Tentang
Dinamika Sosial Budaya
Berikut adalah teori-teoti tentang dinamika sosial budaya:
a.
Teori evolusi ( evolutionary theory
)
Teori ini berpijak pada teori evolusi Darwin dan dipengaruhi
oleh pemikiran Herbert Spencer. Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah
Emile Dhurkein dan Ferdinand Tonnies.
Dhurkeim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi
mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan
kerja. Sedangakan Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat
yang sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif menjadi tipe
masyarakat besar yamg memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonali.
Artinya dengan adanya perubahan sosial membuat masyarakat menjadi lebih
individual dan sifat kemasyarakatannya semakin berkurang. Ini dapat dilihat
pada masyarakat perkotaan.
b.
Teori konflik ( conflict theory )
Menurut teori ini konflik berasal dari pertentangan kelas
antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada
perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang
menyebutkan bahwa konflik sosial merupakan sumber yang paling penting dan
berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa
semua perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Iya
yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat.
c.
Teori fungsionalis (Functionalist
Theory)
Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan
sosial sampai ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara
pribadi mempengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial
yang tingkatnya moderat.
Konsep kejutan budaya (Kultural Lag) dari William Ogburn
berusaha menjelaskan peruabahn sosial dalam kerangka fungsionalis ini.
Menurutnya, meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain,
beberapa unsurnya bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur lainnya
tidak secepat itu. Sehingga tertinggal di belakang. Ketertinggalan ini
meyebabkan kesenjangan sosial dan budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat
cepat dan unsur yang berubah lambat. Kesenjangan ini menyebabkan adanya kejutan
sosial dan budaya pada masyarakat.
Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat
daripada perubahan budaya non material seperti kepercayaan, norma, nilai –
nilai yang mengatur masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu dia berpendapat
bahwa perubahan teknologi sering kali menghasilkan kejutan budaya yang pada
gilirannya akan memunculkan pola-pola perilaku yang baru.
Teori ini mempunyai sudut pandang yang menarik dalam melihat
perubahan sosial. Teori ini beranggapa bahwa perubahan sosial tidak dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun bahkan orang-orang ahli sekalipun. Dalam
setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini
kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dielakkan dan tidak
selamanya perubahan sosial membawa kebaikan.
Oswald Spengler mengemukakan bahwa setiap masyarakat
berkembang melalui 4 tahap perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu :
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Beliau merasa bahwa masyarakat barat
telah mencapai masa kejayannya pada masa dewasa yaitu selama jaman pencerahan
pada abad XVIII. Sejak saat itu tidak terelakkan lagi peradaban barat mulai
mengalami kemunduran ke masa tua. Tidak ada yang dapat menghentikan proses
ini.Seperti yang terjadi pada peradaban Babilonia, Mesir, Yunani dan Romawi
yang terus mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
2.5 Faktor-Faktor Yang
Menyebabkan Dinamika Sosial Budaya
Ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor yang menyebabkan
dinamika sosial budaya. Faktor – faktor tersebut dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
A.
Faktor Internal
Faktor ini adalah faktor yang
berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri, antara lain:
1.
Bertambahnya jumlah penduduk
Di dunia ini, salah satu masalah sosial yang menjadi sorotan
utama masyrakat dunia adalah mengenai pertumbuhan penduduk yang sangat cepat.
Tentu saja dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk suatu daerah,
mengakibtakan semakin banyak masalah yang ditimbulkannya. Sebagai contoh adalah
masalah kurangnya sumber penghasilan.
Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk akan meningkatkan
kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan yang mengakibatkan semakin
tingginya permintaan akan suatu pekerjaan. Padahal sekarang ini, lapangan
pekerjaan semakin sedikit dan terbatas. Konsekuensinya, banyak penduduk yang
menjadi pengangguran yang lantas banyak menimbulkan masalah seperti pencurian,
perampokan, penculikan. Kondisi inilah yang akan mengubah pola interaski
msayrakat sehingga menimbulkan dinamika sosial masyarakat.
2.
Adanya penemuan baru
Kita telah mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang
dinamis artinya manusia selalu berusaha setiap saat untuk memperbaiki
kehidupannya dengan segala cara. Salah satu caranya adalah dengan cara terus
menemukan hal-hal baru yang nantinya dapat berguna bagi kehidupan masyarakat di
dunia. Dengan pemuan tersebut, kehidupan manusia sedikit banyak akan dapat
terbantu, sehingga pekerjaan manusia dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Adanya inovasi pada berbagai kehidupan sosial dan budaya
masyarakat akan memberi pengaruh yang luas pada berbagai kehidupan masyarakat.
Pengaruh itu berdampak pada terciptanya perilaku sosial yang baru sekaligus
menggeser norma-norma sosial yang lama. Untuk dapat memahami penjelasan di
atas, simak contoh berikut ini.
Contoh : Penemuan telepon telah mengakibatkan dinamika
sosial di dalam masyarakat. Dulu sebelum telepon ditemukan, masyarakat yang
letaknya berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara langsung dan membutuhkan
waktu yang lama. Namun dengan adanya telepon, semua orang entah jaraknya
puluhan ribu kilometer dapat berkomunikasi dengan langsung tanpa harus bertatap
muka.
3.
Terjadinya pemberontakan atau
revolusi
Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar yang
dilakukan oleh individu atau kelompok akan berpengaruh besar pada struktur
masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan mulai dari lembaga Negara sampai
keluarga mengalami perubahan yang mendasar.
Contohnya adalah revolusi Prancis yang merupakan
pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan
yang bertindak sewenang-wenang. Revolusi ini telah merubah pola kehidupan
masyarakat yang dulunya tertindas menjadi lebih bebas.
4.
Ideologi
Ideologi bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan
nilai dan norma yang saling berhubungan yang dapat mengarahkan pada tujuan
tertentu. Ideologi memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk arah
perubahan sosial. Ideologi juga dapat diartikan sebagai pedoman hidup
masyarakat, jika ideology tersebut berubah maka yang akan terjadi adalah pola
hidup masyarakat pun akan ikut berubah.
Ada bermacam – macam ideology yang eksis di dunia yang
dikelompokkan menjadi ideologi konservatif atau tradisional, liberal, dan
radikal. Untuk mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, biasanya
ideology-ideologi ini dituangkan ke dalam kebiajakan-kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah yang mengnut salah satu ideologi tersebut.
B.
Faktor Eksternal
1)
Lingkungan Alam Fisik yang Ada di
Sekitar Manusia
Penyebab peruabahan yang bersumber dari lingkungan alam
fisik, kadang kala disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Terjadinya banana
alam seperti banjir dan tanah longsor menyebabkan masyarakat yang mendiami
daerah tersebut terpaksa harus berpindah meninggalkan daerah tersebut dan
mencari tempat tinggal baru sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru yang tentunya telah memiliki kebiasaan-kebiasaan sosial
tersendiri. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan pada
lembaga masyarakat.
2)
Peperangan
Peperangan antara satu Negara dan Negara lain bisa
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan
maupun struktur masyarakatnya. Biasanya Negara yang menang memaksakan
nilai-nilai dan cara-cara dan lembaga masyarakat yang dianutnya kepada Negara
yang dikalahkannya.
Contohnya Negara Irak setelah kalah perang melawan pimpinan
koalisi AS. AS berusaha memaksakan penerapan system demokrasi menggantikan
system Kediktatoran Rezim Sadam Hussein.
3)
Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Di jaman yang semakin terbuka tidak ada Negara atau
masyarakat yang menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa atau masyarakat
lain. Interaksi yang dilakukan antara 2 masyarakat atau bangsa mempunyai
kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbale balik. Selain masyarakat yang
satu bisa mempengaruhi masyarakat yang lainnya, juga bisa menerima pengaruh
dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai budaya yang
baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi budaya (percampuran budaya).
2.6
Dampak Positif Dan
Negatif Dinamika Sosial Budaya
A.
Dampak Positif
Ada beberapa dampak positif yang diakibatkan oleh dinamika
social budaya, antara lain:
1.
Menjadikan masyarakat lebih tahu
perkembangan jaman yang membuat masyarakat lebih maju
Dari penjelasannya mengenai dinamika social budaya di atas,
kita dapat mengetahui bahwa dinamika sosial budaya dapat membuat suatu
masyarakat semakin makju walaupun ada beberapa masyarakat yang malah menjadi
mundur karena adanya dinamika sosial budaya. Namun bagi masyarakat yang dapat
menanggapi dinamika sosial budaya dengan baik, dinamika sosial budaya adalah
sesuatu yang dapat membuat hidup mereka lebih maju, lebih mengerti dunia luar,
tidak ketinggalan jaman oleh tren di dunia.
Contoh, dulu sebelum internet ditemukan, masyarakat tentu
sulit untuk mencari informasi mengenai dunia luar dengan cepat. Namun dengan
adanya internet, masyarakat menjadi sangat terbantu untuk mencari informasi
mengenai dunai luar. Dengan banyaknya pengetahuan yang dimiliki membuat
masyarakat menjadi lebih maju dan lebih tahu mengenai perkembangan jaman.
2.
Menjadikan Masyarakat Hidup lebih
Makmur
Kita tahu bahwa dinamika sosial budaya dapat terjadi dimana
saja dan melalui apa saja. Salah satunya adalah dengan melalui ideologi yang
dianut suatu Negara. Jika ideology yang dianut suatu Negara tidak cocok dengan
kepribadian warga Negara tersebut, pastilah warga Negara tersebut akan hidup
dengan tidak makmur. Namun jika ideology tersebut diganti dengan ideology yang
lebih cocok dengan kepribadian warga negaranya, pastilah warga Negara tersebut
akan dapat hidup lebih makmur.
Contoh, ketika Indonesia menganut sistem liberal maupun
sistem sosialis, masyarakat Indonesia tidak dapat hidup0 dengan makmur karena
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa yang saling gotong royong. Setelah
Indonesia menganut sistem pancasila yang sangat cocok dengan kepribadian bangsa
Indonesia, bangsa Indonesia dapat hidup dengan makmur sampai sekarang ini.
3.
Menjadikan Sebuah Masyarakat yang
lebih baik dalam kehidupan sehari-hari
Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat
biasanya menyangkut mengenai norma, nilai dan kebiasaan masyarakat tersebut.
Norma, nilai dan kebiasaan tersebut adalah suatu pedoman hidup bagi masyarakat
tersebut. Jika terjadi suatu perubahan yang dapat diterima oleh masyarakat
tersebut terhadap norma, dan nilai yang berlaku, tentulah seluruh anggota
masyarakat akan mengubah hidupnya. Dengan adanya perubahan norma inilah, yang
akan membuat masyarakat menjadi lebih baik, baik di bidang kehidupannya,
kedisiplinannya, maupun di bidang kebersihannya.
B.
Dampak Negatif
1.
Memusnahkan Kebudayaan Asli Suatu
masyarakat
Biasanya jika suatu masyarakat telah mengubah nilai-nilai
sosialnya dan telah terbiasanya dengan nilai-nilai sosial yang baru, mereka
akan lupa dan meninggalkan nilai-nilai sosial yang lama. Walaupun nilai-nilai
sosial yang baru belum tentu lebih baik daripada nilai-nilai sosial yang baru.
Contoh,
dulu wanita Indonesia berpakaian dengan menggunakan kemben, namun dengan adanya
dinamika sosial budaya wanita Indoesia telah berubah dengan berpakaian ala
orang barat dan wanita Indonesia yang berpakaian kemben semakin sedikit.
2.
Menjadikan Suatu Masyarakat Menjadi
Masyarakat yang lebih buruk
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Perubahan sosial
tidak hanya memunculkan dampak positif, namun juag memunculkan dampak negative
bgai masyarakat yang dikenainya. Dengan dampak negative yang dibawanya inilah
yang dapat membuat suatu masyarakat menjadi lebih buruk.
Salah
satu kasusnya adalah dugem remaja. Dengan adanya arus globalisasi yang
membawa kebudayaan barat datang ke Indonesia, membuat sebagian besar remaja
Indonesia ikut terpengaruh. Salah satu kebudayaannya adalah dugem. Kebiasaan
dugem ini dibawakan oleh bangsa barat yang mengakibatkan remaja Indonesia
banyak yang ikut-ikutan dugem. Ironisnya, kebiasaan dugem inilah yang membuat
moral remaja Indonesia menurun yang mengakibatkan masyarakat semakin buruk.
2.7
Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan
kejadian sosial budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan
atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep.konsep-konsep tersebut sangat
perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam
sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang di sebut dinamika social ( social
dynamic ).
A.
Konsep-Konsep Penting Dalam Sosial
Budaya masyarakat
Konsep-konsep penting tersebut antara lain
internalisasi,sosialisasi,dan enkulturasi.Kemudian ada juga evolusi kebudayaan
yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia dari bentuk yang sederhana
hingga bentuk yang semakin lama semakin komplek. Serta juga ada difusi yaitu
penyebaran kebudayaan secara geografi ,terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa
di muka bumi. Proses lain adalah proses unsur kebudayaan asing oleh warga
masyarakat yaitu proses alkulturasi dan asimilasi.
Akhirnya ada proses pembaharuan atau inovasi yang
berhubungan erat dengan penemuan baru yaitu:
1.
Proses Internalisi
Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen nya untuk
mengembang berbagai mavam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi
kepribadian..maka proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang
individu di lahirkan sampai ia hamper meninggal,dimana ia belajar menanamkan
dalam kepribadian nya segala hasrat, perasaan, nafsu serta emosi yang di
perlukan sepanjang hidup nya.
2.
Proses Sosial
Proses ini bersangkutan dengan proses kebudayaan dalam
hubungan dengan sistem sosial.
3.
Proses Enkulturasi
Dalam proses ini eorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran erta sikap dengan adat-istiadat, sistem norma, serta
peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaanya.
4.
Akulturasi dan Pembaruan atau
Asimilasi
Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing
dengan demikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun
diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa berpikir lebih luas
kedepan.
5.
Asimilasi
Proes sosial yang timbulbila ada golongan manusia dengan
latar kebudayaan yang berbeda-beda.Kemudian saling bergaul secaraintensif untuk
waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifat
yang khas, dan jugaunsur nya masing-masing berubah wujud nya menjadi unsur
kebudayaan yang campuran.
6.
Pembaharuan atau inovasi
Inovasi dan penemuan.Inovasi adalah suatu proses pembaharuan
dari penggunaan sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga
kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya suatu
sistem produksi, dan dibuat nya produk baru.
7.
Discovery
Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan
yang baru, baik berupa suatu alat baru,ide baru, yang diciptakan oleh individu
atau suatu rangkaiandari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima
dan menerapkan penemuan baru itu. Faktor-faktor penemuan baru bagi individu
dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembang penemuan baru adalah:
a.
Kesadaran para individu akan
kekurangan dalam kebudayaan.
b.
Mutu dari keahlian dalam suatu
kebudayaan.
c.
Sistem perangsang bagi aktivitas
menciptakan dalam masyarakat.
BAB III
P E N U T U P
3.1
Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Perubahan Sosial Budaya adalah
segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat pada
kurun waktu tertentu yang berupa perubahan cara hidup maupun pola-pola
kehidupan masyarakar tersebut yang disebabkan baik karena perubahan – perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
Selain itu beberapa ahli mengemukakan adanya teori-teori
perubahan sosial dan budaya, menurut salah satu ahli mengemukakan teorinya,
teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya oleh siapapun bahkan orang-orang ahli sekalipun. Dalam setiap
masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan
dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dielakkan dan tidak selamanya
perubahan sosial membawa kebaikan. teori ini mempunyai sudut pandang yang
menarik dalam melihat perubahan sosial.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan social budaya yaitu
faktor internal dan ekternal. Faktor internal yaitu mencakup : Bertambahnya
jumlah penduduk, dengan semakin banyaknya jumlah penduduk akan meningkatkan
kebutuhan hidup. Adanya penemuan baru, contohnya Penemuan telepon telah
mengakibatkan dinamika sosial di dalam masyarakat. Faktor eksternal mencakup:
Peperangan, contohnya Negara Irak setelah kalah perang melawan pimpinan koalisi
AS. AS berusaha memaksakan penerapan system demokrasi menggantikan system
Kediktatoran Rezim Sadam Hussein.
Ada beberapa dampak positif yang diakibatkan oleh dinamika
social budaya, antara lain: Menjadikan masyarakat lebih tahu perkembangan jaman
yang membuat masyarakat lebih maju, menjadikan masyarakat hidup makmur,
menjadikan Sebuah Masyarakat yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial budaya di
masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita
memerlukan beberapa konsep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar